Hingga pada suatu hari, datanglah pegawai kerajaan ke
rumah mereka. Pegawai kerajaan teresebut ternyata membawa undangan
pesta dari sang raja. Kedua kakak dan ibu tiri Cinderala bersorak
kegirangan. “Horeeee….. besok kita akan pergi ke Istana. Aku akan
berdandan secantik mungkin, agar pangeran suka denganku”, teriak kedua
kakak Cinderela. Mendengar teriakan kakak-kakaknya tersebut, lalu
Cinderela meminta ijin pada ibu tirinya untuk ikut dalam pesta tersebut.
Cinderela sangat sedih, karena ibu tiri dan kakak-kakak tirinya tidak
mengijinkan dia ikut dalam acara itu. “Kamu mau pakai baju apa
Cinderela? Apa kamu mau ke pesta dengan baju kumalmu itu?”, teriak
kakaknya.
Akhirnya waktu pelaksanaan pesta sudah tiba, semuanya
sudah berdandan dengan cantik dan sudah siap berangkat. Cinderela hanya
bias memandangi kakak dan ibu tirinya. Dia sangat sedih sekali,karena
tidak dapat ikut dalam pesta itu. Dia hanya bisa menangis di dalam kamar
dan membayangkan meriahnya pesta tersebut. “Andaikan aku bisa ikut
dalam pesta itu, pasti aku akan senang sekali”, gumam Cindera. Tidak
berapa lama setelah Cinderela berkata, tiba-tiba ada suara dari
belakangnya. “Janganlah engkau menangis Cinderela”. Mendengar suara itu,
lalu Cinderela berbalik. Ternyata dia melihat ada seorang peri yang
sedang tersenyum padanya. “Kamu pasti bisa dating ke pesta itu
Cinderela”, kata peri itu. “Bagaimana caranya? Aku tidak punya baju
pesta dan saudara-saudaraku juga sudah berangkat.”, tanya Cinderela pada
peri itu.
“Tenanglah Cinderela, bawalah empat ekor tikus dan
dua ekor kadal kepadaku”, kata peri itu. Setelah semuanya dikumpulkan
Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut ke kebun labu di
halaman belakang. “Sim salabim!” sambil menebar sihirnya, terjadilah
suatu keajaiban. Tikus-tikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta
kadal-kadal berubah menjadi dua orang sais. Cinderela pun disulap
menjadi Putri yang sangat cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah
dan sepatu kaca.
“Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap setelah
lonceng pukul dua belas malam, jadi lamu harus pulang sebelum pukul dua
belas”,kata peri itu. “Ya ibu peri. Terimakasih”, jawab Cinderela.
Setelah semuanya sudah siap, kereta kuda emas segera berangkat membawa
Cinderela menuju istana. Setelah tiba di istana, ia langsung masuk ke
aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju pada
Cinderela. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. “Cantik
sekali putri itu! Putri dari negara mana ya ?” Tanya mereka.
Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela.
“Putri yang cantik, maukah Anda menari dengan saya ?” katanya. “Ya…,”
kata Cinderela sambil mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka
menari berdua dalam irama yang pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang
berada di situ tidak menyangka kalau putrid yang cantik itu adalah
Cinderela. Pangeran terus berdansa dengan Cinderela. “Orang seperti
andalah yang saya idamkan selama ini,” kata sang Pangeran.
Karena terlalu senag dan menikmati pesta itu,
Cinderela lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12 kali. “Maaf Pangeran
saya harus segera pulang..,”. Cinderela menarik tangannya dari genggaman
pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan, Cinderela
terjatuh dan sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak
memperdulikannya, ia terus berlari. Pangeran mengejar Cinderela, tetapi
ia kehilangan jejak Cinderela. Di tengah anak tangga, ada sebuah sepatu
kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran mengambil sepatu itu. “Aku akan
mencarimu,” katanya bertekad dalam hati. Meskipun Cinderela kembali
menjadi gadis yang penuh berpakaian tidak bagus lagi, ia amat bahagia
karena bisa pergi pesta.
Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran
datang ke rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri
untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang
cocok. Sampai akhirnya para pengawal tiba di rumah Cinderela. “Kami
mencari gadis yang kakinya cocok dengan sepatu kaca ini,” kata para
pengawal. Kedua kakak Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi kaki
mereka terlalu besar. Mereka tetap memaksa kakinya dimasukkan ke sepatu
kaca sampai lecet. Pada saat itu, pengawal melihat Cinderela. “Hai kamu,
cobalah sepatu ini,” katanya. Ibu tiri Cinderela menjadi marah,” tidak
akan cocok dengan anak ini!”. Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya.
Ternyata sepatu tersebut sangat cocok. “Ah! Andalah Putri itu,” seru
pengawal gembira. “Iya akulah wanita yang dicari pangeran”,kata
Cinderela. “Selamat Cinderela!” Mendengar kata itu, Cinderela lalu
menoleh kebelakang, dan dilihatnya ibu peri sudah berada di belakangnya.
“Mulai sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran di istana. Sim
salabim!.,” katanya peri tersebut.
Begitu peri membaca mantranya, Cinderela berubah
menjadi seorang Putri yang memakai gaun yang sangat bagus. “Pengaruh
sihir ini tidak akan hilang sampai kapanpun Cinderela”, kata sang peri.
Cinderela kemudian dibawa oleh pengawal istana untuk bertemu dengan sang
pangeran. Sesampainya di Istana, Pangeran sangat senang sekali,dan
menyambut kedatangan Cinderela. Akhirnya Cinderela menikah dengan
Pangeran dan hidup berbahagia di dalam Istana.